Kamis, 20 Agustus 2015

Tanggapan Kritis
Oleh: Hana, Myria, Elsa, dan Alifah



   Seiring berkembangnya teknologi di dunia, manusia menjadi kurang sosialisasi secara langsung. Hal itu dikarenakan gadget yang tak lepas dari genggaman tangan kita. Sekarang gadget juga dijadikan kebutuhan dasar manusia setiap harinya. Aktifitas harian menjadi sering terhambat. Terjadinya salah sangka diantara lawan bicara adalah masalah yang sering timbul akibat media sosial yang semakin hari semakin marak.

    Kami setuju adanya gagdet lebih memudahkan semua orang dalam mengakses informasi apapun. Selain itu, gadget juga bisa dijadikan alternatif sosial yang membuat kami dapat memperluas jalinan pertemanan. Tetapi, kami tidak setuju dengan cara manusia zaman sekarang yang lebih mementingkan gadget daribada keluarga dan kerabatnya. Jika gadget tidak ada, secara tidak langsung kami akan dipaksa untuk berinteraksi secara langsung kepada siapa pun. 

   Jadi, kami sangat setuju dengan prinsip "Letakkan gadget mu dan bukalah mata mu untuk melihat dunia yang sesungguhnya.". Kami menyarankan agar pembaca sekalian bisa membuka diri dengan orang lain dibandingkan hanya menatap layar gadget karena bisa menambah jalinan pertemanan yang lebih menyenangkan tentunya dengan cara berbagi pengalaman hidup secara langsung dan menciptakan pengalaman hidup dengan orang-orang terdekat mu.



 15 Tahun yang Akan Datang...

           15 Tahun Kemudian...
       Saat ini aku sedang berada di TKP, tempat terjadinya kecelakaan mini bus yang sedang mengarah ke Bogor. Menyelidiki identitas diri korban, luka-luka pada korban, sampai penyebab kematian korban. Alhamdulillah, sekarang aku bekerja sebagai psikolog di bidang forensik dengan penghasilan yang patut dibanggakan. Cita-cita yang sudah melintas di otak ku sejak duduk di bangku SMP. Dengan doa kedua orangtua dan perencanaan yang matang pastinya. Pekerjaan yang sedang ku geluti sekarang ini bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan penghasilan, tetapi juga untuk menyalurkan hobi dan memberikan manfaat untuk orang-orang disekitar kita. Semoga kelak, aku bisa membawa nama baik Indonesia ke luar negeri dengan melakukan tugas disana. Sekarang aku telah dikaruniai 1 anak laki-laki.



       11 Tahun Kemudian...
      Jodoh ada di tangan Allah SWT. Siapa yang tahu akan dipertemukan dengan pasangan hidupnya itu kapan? Pada umur ku yg ke-25 ini, giliran ku telah tiba. Aku menikah dengan gelar S2 yang sudah ku raih. Semoga, keluarga ku kelak akan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah.. Aamiin



            9 Tahun Kemudian...
      Di bawah langit Australia, lebih tepatnya Melbourne, tempat dimana aku berdiri sekarang. Kira-kira dalam 2 tahun ke depan, aku akan melanjutkan pendidikan ku ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu S2. Aku mengambil jurusan psikologi forensik di University of Melbourne. Tinggal di negeri orang memang tidak lah semudah di negeri sendiri. Tetapi, inilah bagian yang akan selalu ku ingat. Tantangan tersendiri untuk tetap bertahan hidup di negeri orang. Semoga, program studi beasiswa S2 ku ini berjalan dengan lancar.. Aamiin


          4 Tahun Kemudian...
         Gedung tinggi yang kokoh terbentang di hadapan ku. Universitas impian semua orang termasuk aku, tapi sekarang bagi ku bukanlah hanya impian semata lagi. Aku mendapatkan undangan masuk ke jurusan psikologi di Universitas Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita ku menjadi psikolog, aku harus menjalani program studi S1 terlebih dahulu. Setelah ini, rencana ku adalah mendapatkan beasiswa ke luar negeri untuk melanjutkan S2.


         1 Tahun Kemudian...
        Diterima di SMA negeri favorit adalah impian semua orang. Aku sangat bersyukur bisa diterima di SMAN 1 Depok. Aku memilih SMAN 1 Depok sebagai SMA ku karena disana terdapat banyak undangan dari universitas-universitas terbaik di Indonesia, salah satunya adalah Universitas Indonesia. Aku akan berusaha sebaik mungkin dan mendapatkan undangan tersebut.